Selasa, 24 Oktober 2017

Prinsip dan Model Pengelolaan PKR



PRINSIP DAN MODEL PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pembelajaran Kelas Rangkap
Yang dibinaolehDra.Ratna Trieka Agustina, S.Pd, M.Pd


Oleh
Iva Sugiarti                              150151603559
Okhti Harlina  Z.F                  150151604601











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRA SEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKANGURU SEKOLAH DASAR
September 2017

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip dan Model Pengelolaan Pembelajaran Kelas Rangkap”. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Ibu Dra.Ratna Trieka Agustina, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing matakuliah Pembelajaran Kelas Rangkap.
  2. Semua rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin




Malang, September 2017



Penulis





DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1Prinsip Pengelolaan PKR................................................................ 3
2.2 Model Pengelolaan PKR................................................................ 5
2.2.1 Model PKR 221.................................................................... 5
2.2.2 Model PKR 222.................................................................... 6
2.2.3 Model PKR 333.................................................................... 9
2.3.Kelebihan dan Kelemahan Model-Model Pengelolaan PKR......... 11

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 16

DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Prinsip dalam Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah ketentuan umum dan khusus yang bersifatmemandu dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam mengelola pembelajaran. Menguasai kemampuan pembelajarandalam PKR penting bagi setiap guru kelas, baik yang selalu mengajar kelas rangkap di SD kecil maupun bila sewaktu-waktu harus mengajar kelas rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak hadir mengajar. Apabila seorang guru tampil dengan siap dan mantap , maka semua murid akan merasa senang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Agar kita dapat tampil sebagai guru PKR yang mantap, siap, dan berkompetensi, maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan model pengelolaan dan pembelajaran kelas rangkap terutama prinsip dan model pengelolaan PKR dengan fokus model PKR 221, model PKR 222, dan model 333.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa prinsip Pembelajaran Kelas Rangkap ?
2.      Bagaimana model PKR 221 ?
3.      Bagaimana model PKR 222 ?
4.      Bagaimana model PKR 333 ?
5.      Apa saja kelemahan dan kelebihan model PKR 221,222, dan 333 ?

1.3  Tujuan
1.      Menyebutkan prinsip Pembelajaran Kelas Rangkap.
2.      Menjelaskan model PKR 221.
3.      Menjelaskan model PKR 222.
4.      Menjelaskan model PKR 333.

5.      Menyebutkan kelemahan dan kelebihan model PKR 221,222, dan 333.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Pengelolaan PKR
Berikut ini ciri-ciri utama PKR sebagai berikut.
1.             Seorang guru
2.             Menghadapi dua kelas atau lebih
3.             Satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok siswa yang berbeda kemampuan.
4.             Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih
5.             Beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran
6.             Dalam satu atau lebih dari satu ruangan
7.             Pada jam pelajaran yang bersamaan
Secara umum inti dari pengelolaan ialah mencapai tujuan yang setinggi-tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam, sosial, budaya yang tersedia. Proses pembelajaran yang baik ialah proses pembelajaran yang efektif  menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal sebagai berikut.
1.      Sebagian besar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa.
2.      Kualitas pembelajaran guru sangat memadai
3.      Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktifdalam kegiatan belajar
Berpijak pada 3 prinsip tersebut dapat dirumuskan tiga pertanyaan mengenai pengelolaan PKR:
1.      Bagaimana mengisi waktu pelajaran yang tersedia dengan aneka kegiatan belajar sehingga siswa selalu dalam tugas belajarnya (on task) ?
2.      Bagaimana cara guru agar selalu dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya?

3.      Bagaimana cara guru mendorong dan meningkatkan keikutsertaan seluruh siswa dalam belajar ?
Adapun jawabannya:
1.      a. Berikan tugas untuk setiap kelas atau kelompok secara terencana
b. Atur penugasan sesuai dengan waktu, tempat, alat, dan sumber yang tersedia
c. Perkecil waktu tunggu/kosong bagi siswa
d. Terapkan prinsip guru selalu di hati dan pikiran siswanya
2. a.  Kuasai materi yang akan diajarkan.
     b. Pahami dengan baik ciri-ciri (karakteristik) siswa dan kelas yangdihadapi, misalnya pengalamannya, gaya belajarnya, dan lingkungannya.
     c. Kuasai dengan terampil aneka model, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai.
     d. Tampillah sebagai guru yang penuh percaya diri, terpercaya, menarik, dan penuh keteladanan.
3. a. Gunakan dengan baik keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan,, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
b. Terapkan prinsip guru selalu siaga memperhatikansiswa (alertness) dan prinsip pada waktu yang sama dapat menangani beberapa kegiatan (overlappingness)
c.Ciptakan suasana kelas yang demokratis, penuh rasa aman, dan menyenangkan.


2.2 Model-Model Pengelolaan PKR
2.2.1 Model PKR 221
Model utama: PKR Murni
1.      PKR 221: Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Satu Ruangan
Dalam model PKR 221, guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas 5, dan mata pelajaran IPS dengan topik Sumber Kekayaan Alam di kelas 6, kedua topik saling memiliki keterkaitan, proses pembelajaran berlangsung dalam satu ruangan. Model PKR 221 merupakan Model PKR Murni karena proses keserempakan teroenuhi tanpa batasan fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus.model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling efektif diantara model PKR lainnya.  Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah siswa tidak terlampau banyak (15-20 orang).
Petunjuk dalam menerapkan model PKR 221 yaitu:
1.      Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi 2. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan yang akan ditenpuh selama pertemuan itu ± 30 menit.
2.      Pada kegiatan inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Terapkan prinsip wittiness, alertness, dan overlappingness. Gunakan keterampilan mengajar yang sesuai.
Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas menghadapi dua kelas untuk mengadakan review atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan selanjutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
2.2.2        Model PKR 222
Model PKR 222: PKR Modifikasi
Dalam model PKR 222, guru menghadapi dua kelas,dalam hal ini kelas 5 dan 6, untuk mengajar mata pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas 5, dan mata pelajaran IPA topik Tumbuhan Hijau di kelas 6. Kedua topik tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan pintu. Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi, untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan model ini mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secar fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena guru harus berpindah-pindah di antara 2 ruangan.Oleh karena itu, harus dirancang dengan cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat belajar dengan penuih perhatian. Dalam praktik model ini tidak seefektif model PKR 221.

Petunjuk dalam melakukan model  ni sebagai berikut:
1.      Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama satukan siswa kelas 5 dan kelas 6 dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum, seperti yang dilakukan dalam Model PKR 221.Bila ternyata tidak mungkin menyatukan siswa kelas 5 dan kelas 6 dalam ruangan, gunakan halaman atau emperan sekolah sambil berdiri/berbaris . apabila cara kedua masih tidak mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6 duduk dalam ruangan masing-masing. Guru berdiri di pintu penghubung ruang kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara berselang-selang untuk kelas 5, kemudian kelas 6, atau sebaliknya.
2.      Pada kegiatan inti ±  60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai dengan masing-masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satunya lagi tidak ada kegiatan sehingga ribut. Agar kepindahan guru dari ruang ke ruang seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung. Selama berlangsungnya pembelajaran jangan lupa menerapkan prinsip wittiness, alertness, dan overlappingness.
3.      Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir guru berdiri di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review umum mengenai materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-maasing kelas. Kemukakan hal-hal yang paling perlu dipersiapkan untuk jam pelajaran berikutnya.
4.      Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini, sedapat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung. Sebagai contoh dapat menggunakan denah berikut
Pengelolaan PKR 222 memang sedikit lebih rumit daripada PKR 221.Dapat dipahami dengan berkumpul padasatu ruangan, seperti dalam PKR 221 perhatian guru tanpa penghalang.Model PKR 221 sangat cocok untuk dua materi yang saling berkaitan, sedangkan model PKR 222 sangat cocok untuk materi yang tidak saling berkaitan dan memerlukan perhatian khusus dari masing-masing kelas.

2.2.3        Model PKR 333
Model PKR 333: PKR Modifikasi

Dalam PKR 333, guru menghadapi 3 kelas, dalam hal in kelas 4, 5, dan 6, untuk mengajar 3 mata pelajaran yang berbeda. Di kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik Penduduk, di kelas 5 IPA dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkungan, dan di kelas 6 Matematika dengan topik Pecahan.  Ketiga topik satu sama lain tidak ada kaitannya secara langsung. Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga ruangan berjejer yang satu sama lain terhubungkan dengan pintu penghubung. Model PKR 333 sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR modifikasi karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengann utuh secara tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung secara terus menerus, karena masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya lebih lama lagi karena guru harus berpindah-pindah di antara 3 ruangan.Model ini tidak dianjurkan untuk sering digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila memang secara fisik tidak dimungkinkan penerapan model PKR 222.
Petunjuk dalam melaksanakan model PKR 333, sebagai berikut:
1.                   Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di salah satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar da pengarahan seperti dalam model model PKR 222. Apabila tidak mungkin menyatukan siswa dalam satu ruangan kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di  halaman berbaris per kelas, seperti dalam upacara bendera. Berikan pengantar dan pengarahan serta prosedur kegiatan pembelajaran yang akan dijalani pada pertemuan itu.
2.                   Pada kegiatan inti ± 60 menit terapkan aneka model belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan  atau Lembar Tugas Siswa (LTS) sangat dianjurkan agar kegiatan belajar siswa lebih bersifat mandiri. Artinya, kegiatan belajar siswa tidak banyak tergantung pada hadirnya guru di muka kelas. Perlu dicatat bahwa dalam melaksanakan model PKR 333 ini guru harus berpindaah-pindah secara teratur antar 2 ruangan. Tidak dapat dihindari akan terdapat waktu tunggu pada setiap kelas. Hal itu dapat diperkecil dengan meningkatkan kadar kemandirian belajar siswa. Proses saling bimbing antar siswa atau tutor sebaya perlu digalakkan. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung untuk membantu kegiatan belajar dalam 3 ruangan yang berhubungan. Dalam model ini pun prinsip-prinsip wittiness, alertness, dan overlappingness sejauh mungkin diterapkan.
3.                   Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir ialah review untuk dua kelas dengan guru menempatkan diri di pintu penghubung ruang satu dan  dua atau ruang 2 dan 3. Berikan penguatan dan tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu, guru berpindah ke ruangan yang tersisa. Lakukan kegiatan penutupan seperti di dua ruang sebelumnya.
4.                   Sebagai catatan, memang model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumit dalam pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas (daya gerak) pedagogis yang tinggi. Keunggulan model ini terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya. Adanya aneka sumber belajar akan sangat membantu berjalannya model ini.
Denah tempat duduk dalam tiga ruangan dapat diatur  sebagai berikut:

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Model-Model PKR
Dari pemaparan diatas dapat dipahami keunggulan dan kelemahan masing-masing pengelolaan kelas PKR :
Model
Kelebihan
Kelemahan
PKR 221
1.     Guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus dua mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan.
2.     Kegiatan pendahuluan dan penutup masing-masing dapat dilakukan secara bersama-sama dalam ruangan yang akan digunakan untuk pembelajaran.
3.     Tidak membuang waktu terlalu banyak dalam pembelajaran, sebab 2 kelas melakukan pembelajran dalam satu ruangan secara bersama-sama.
4.     Guru mudah dalam melakukan pemantauan terhadap siswa selam pembelajaran berlangsung.
5.     Menghemat tenaga guru karena tidak perlu berpindah-pindah ruangan.
6.     Membina persahabatan antar kelas.
7.     Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar tetap tercipta iklim kelas yang menyenangkan.
8.     Model ini bisa efektif bila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas.

1.      Siswa tidak dapat fokus dengan apa yang sedang dipelajari atau dikerjakan karena terganggu oleh aktivitas kelas lain.
2.      Tidak semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan yang sama.
3.      Bertambahnya pekerjaan administrasi, pekerjaan akademik, pelayanan dan tanggungjawab guru terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap.
4.      Jika siswa dalam 1 kelas jumlahnya lebih dari 25 siswa maka kelas PKR harus dibagi menjadi 2 kelas.
PKR 222
1.      Masing-masing kelas lebih fokus dengan pelajaran yang sedang dihadapinya atau aktivitas yang sedang dilakukan karena terbebas dari aktivitas kelas lain.
2.      Terciptanya kemandirian belajar siswa.
3.      Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai aktivitas saat guru harus berpindah ke ruangan yang lain.
4.      Guru mudah dalam melakukan kegiatan penutup karena dapat dilakukan secara bersama-sama untuk kedua kelas apabila antar kedua ruangan terdapat pintu penghubung.



1.      Guru harus mengelola da kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
2.      Jika tidak ada ruangan yang cukup untuk memberikan pengantar dan pengarahan umum (kegiatan pendahuluan) untuk dua kelas secara bersamaan, maka harus mencari ruangan atau tempat lain.
3.      Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus.
4.      Terlalu banyak memakan waktu karena guru harus berpindah-pindah ruangan.
5.      Siswa menjadi anak tiri jika guru tidakdapat membagi waktu dengan baik antar kelas yang satu dengan yang lainnya.
6.      Jika tidak terdapat pintu penghubung antar kedua kelas, guru haru melakukan kegiatan penutup secara terpisah.
7.      Pekerjaan guru dalam administratif, akademik, pelayanan dan tanggungjawab terhdaap siswa karena guru mengjar kelas rangkap.
PKR 333
1.    Masing-masing kelas lebih fokus dengan pelajaran yang sedang dihadapinya atau aktivitas yang sedang dilakukan karena terbebas dari aktivitas kelas lain.
2.    Siswa lebih mandiri dalam pembelajaran.
3.    Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai aktivitas saat guru harus berpindah ke ruangan yang lain.



1.      Untuk mengelola PKR model ini diperlukan tim guru paling tidak 2 orang guru.
2.      Jika tidak ada ruangan yang cuku untuk memberikan pengantar dan pengarahan umum (kegiatan pendahuluan) untuk 3 kelas secara bersamaan, maka harus mencari ruangan atau tempat lain.
3.      Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus.
4.      Terlalu banyak memakan waktu dibandingkan model PKR 222 karena guru harus berpindah-pindah tiga ruangan.
5.      Siswa merasa menjadi anak tiri jika guru tidak dapat membagi waktu dengan baik antar kelas yang satu dengan lainnya.
6.      Kegiatan penutup harus dilakukan dua kali (dua kelas dan satu kelas) apabila terdpaat pinu penghubung antar ruangan, namun harus dilakukan tiga kali secara terpisah apabila tidak ada pintu penghubung antar ruangan.
7.      Keterbatasan berbagai sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran terutama yang berupa buku-buku teks, ahan belajar yang lainnya dan alat bantu mengajar.
8.      Bertambahnya pekrjaan administratif, pekerjaan akademik, pelayanan dan tanggungjawab guru terhadap siswa karena guru mengajar 3 kelas.

BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
 Prinsip dari PKR sebagian besar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa., Kualitas pembelajaran guru sangat memadai, Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktifdalam kegiatan belajar.
Model PKR 221 merupakan Model PKR Murni karena proses keserempakan teroenuhi tanpa batasan fisik.Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi, untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan.Model PKR 333 sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR modifikasi karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengann utuh secara tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung secara terus menerus, karena masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik.
Masing-masing model-model PKR tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Maka guru harus bisa dan mantap dalam menerapkan model PKR mana yang cocok untuk diterapkan saat pembelajaran.









DAFTAR RUJUKAN

Djalil,Aria.,dkk.2008.Pembelajaran Kelas Rangkap.Jakarta: Universitas Terbuka.
Analisis Kelebihan dan Kekurangan Model PKR 221,222, dan 333, (Online) , (http://www.academia.edu/9699808/ANALISIS_KELEBIHAN_DAN_KEKURANGAN_MODEL_PKR_221_222_DAN_333), diakses 2 September 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Kuliah. Ice Breaking

ICE BREAKING untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPA di SD yang dibina oleh Dra. Sri Estu Winahyu, M. Pd. Disusun Oleh Ke...