PRINSIP DAN MODEL PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pembelajaran Kelas Rangkap
Yang dibinaolehDra.Ratna Trieka
Agustina, S.Pd, M.Pd
Oleh
Iva
Sugiarti 150151603559
Okhti Harlina Z.F 150151604601
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
DAN PRA SEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKANGURU SEKOLAH
DASAR
September
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
taufiq serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Prinsip dan Model Pengelolaan Pembelajaran Kelas Rangkap”. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Ibu Dra.Ratna Trieka Agustina, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing matakuliah Pembelajaran Kelas Rangkap.
- Semua rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis
menyadari masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan sangat penulis harapkan.
Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya. Amin
Malang, September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3
Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1Prinsip Pengelolaan PKR................................................................ 3
2.2
Model Pengelolaan PKR................................................................ 5
2.2.1
Model PKR 221.................................................................... 5
2.2.2 Model PKR 222.................................................................... 6
2.2.3 Model PKR 333.................................................................... 9
2.3.Kelebihan dan Kelemahan Model-Model Pengelolaan PKR......... 11
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan .................................................................................... 16
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Prinsip dalam Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah
ketentuan umum dan khusus yang bersifatmemandu dan mengarahkan pikiran dan
perilaku guru dalam mengelola pembelajaran. Menguasai kemampuan
pembelajarandalam PKR penting bagi setiap guru kelas, baik yang selalu mengajar
kelas rangkap di SD kecil maupun bila sewaktu-waktu harus mengajar kelas
rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak hadir mengajar. Apabila
seorang guru tampil dengan siap dan mantap , maka semua murid akan merasa
senang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Agar kita dapat tampil sebagai guru PKR yang mantap,
siap, dan berkompetensi, maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yang
berkaitan dengan model pengelolaan dan pembelajaran kelas rangkap terutama
prinsip dan model pengelolaan PKR dengan fokus model PKR 221, model PKR 222,
dan model 333.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa prinsip Pembelajaran Kelas Rangkap ?
2. Bagaimana model PKR 221 ?
3. Bagaimana model PKR 222 ?
4. Bagaimana model PKR 333 ?
5. Apa saja kelemahan dan kelebihan model PKR 221,222, dan
333 ?
1.3 Tujuan
1. Menyebutkan prinsip Pembelajaran Kelas Rangkap.
2. Menjelaskan model PKR 221.
3. Menjelaskan model PKR 222.
4. Menjelaskan model PKR 333.
5. Menyebutkan kelemahan dan kelebihan model PKR 221,222,
dan 333.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Pengelolaan PKR
Berikut ini ciri-ciri utama PKR sebagai berikut.
1.
Seorang guru
2.
Menghadapi dua kelas atau lebih
3.
Satu kelas dengan dua atau beberapa
kelompok siswa yang berbeda kemampuan.
4.
Untuk membimbing belajar dalam satu mata
pelajaran atau lebih
5.
Beberapa topik yang berbeda dalam satu
mata pelajaran
6.
Dalam satu atau lebih dari satu ruangan
7.
Pada jam pelajaran yang bersamaan
Secara
umum inti dari pengelolaan ialah mencapai tujuan yang setinggi-tingginya dengan
memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam, sosial, budaya yang tersedia.
Proses pembelajaran yang baik ialah proses pembelajaran yang efektif menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal
sebagai berikut.
1. Sebagian
besar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa.
2. Kualitas
pembelajaran guru sangat memadai
3. Sebagian
terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktifdalam kegiatan belajar
Berpijak
pada 3 prinsip tersebut dapat dirumuskan tiga pertanyaan mengenai pengelolaan
PKR:
1. Bagaimana
mengisi waktu pelajaran yang tersedia dengan aneka kegiatan belajar sehingga
siswa selalu dalam tugas belajarnya (on
task) ?
2. Bagaimana
cara guru agar selalu dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya?
3. Bagaimana
cara guru mendorong dan meningkatkan keikutsertaan seluruh siswa dalam belajar
?
Adapun
jawabannya:
1. a.
Berikan tugas untuk setiap kelas atau kelompok secara terencana
b. Atur penugasan sesuai dengan waktu, tempat,
alat, dan sumber yang tersedia
c. Perkecil waktu tunggu/kosong bagi siswa
d. Terapkan prinsip guru selalu di hati dan
pikiran siswanya
2.
a. Kuasai materi yang akan
diajarkan.
b. Pahami dengan baik
ciri-ciri (karakteristik) siswa dan kelas yangdihadapi, misalnya pengalamannya,
gaya belajarnya, dan lingkungannya.
c. Kuasai dengan terampil
aneka model, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai.
d. Tampillah sebagai guru
yang penuh percaya diri, terpercaya, menarik, dan penuh keteladanan.
3. a. Gunakan dengan baik keterampilan
bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan,, dan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
b. Terapkan
prinsip guru selalu siaga memperhatikansiswa (alertness) dan prinsip pada waktu yang sama dapat menangani
beberapa kegiatan (overlappingness)
c.Ciptakan
suasana kelas yang demokratis, penuh rasa aman, dan menyenangkan.
2.2 Model-Model Pengelolaan PKR
2.2.1
Model PKR 221
Model
utama: PKR Murni
1. PKR
221: Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Satu Ruangan
Dalam
model PKR 221, guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelas 5 dan kelas 6,
untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas 5, dan
mata pelajaran IPS dengan topik Sumber Kekayaan Alam di kelas 6, kedua topik
saling memiliki keterkaitan, proses pembelajaran berlangsung dalam satu
ruangan. Model PKR 221 merupakan Model PKR Murni karena proses keserempakan
teroenuhi tanpa batasan fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis
kontrol guru terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus.model ini sangat
dianjurkan untuk digunakan karena paling efektif diantara model PKR
lainnya. Namun, model ini hanya mungkin
diterapkan jika jumlah siswa tidak terlampau banyak (15-20 orang).
Petunjuk
dalam menerapkan model PKR 221 yaitu:
1. Pada
kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam
satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi 2. Tuliskan
topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan
langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan yang akan ditenpuh selama
pertemuan itu ± 30 menit.
2. Pada
kegiatan inti ± 60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk
masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan, bimbingan,
balikan sesuai keperluan. Terapkan prinsip wittiness,
alertness, dan overlappingness.
Gunakan keterampilan mengajar yang sesuai.
Pada
kegiatan penutup ± 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas menghadapi dua
kelas untuk mengadakan review atas
materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai
keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai
bahan untuk pertemuan selanjutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
2.2.2
Model PKR 222
Model PKR 222: PKR
Modifikasi
Dalam model PKR 222, guru
menghadapi dua kelas,dalam hal ini kelas 5 dan 6, untuk mengajar mata pelajaran
Matematika topik Bangun Ruang di kelas 5, dan mata pelajaran IPA topik Tumbuhan
Hijau di kelas 6. Kedua topik tidak memiliki saling keterkaitan. Proses
pembelajaran berlangsung dalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan
pintu. Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi, untuk kondisi jumlah siswa
lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan
model ini mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai wahana
pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus
karena masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secar fisik secara
bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena guru harus berpindah-pindah
di antara 2 ruangan.Oleh karena itu, harus dirancang dengan cermat agar tanpa
kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat belajar dengan penuih
perhatian. Dalam praktik model ini tidak seefektif model PKR 221.
Petunjuk dalam melakukan model
ni sebagai berikut:
1. Pada
kegiatan pendahuluan ± 10 menit pertama satukan siswa kelas 5 dan kelas 6 dalam
satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan
umum, seperti yang dilakukan dalam Model PKR 221.Bila ternyata tidak mungkin
menyatukan siswa kelas 5 dan kelas 6 dalam ruangan, gunakan halaman atau
emperan sekolah sambil berdiri/berbaris . apabila cara kedua masih tidak
mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6 duduk dalam ruangan masing-masing. Guru berdiri
di pintu penghubung ruang kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan pengarahan umum
secara berselang-selang untuk kelas 5, kemudian kelas 6, atau sebaliknya.
2. Pada
kegiatan inti ± 60 menit berikutnya
terapkan aneka metode yang sesuai dengan masing-masing kelas. Yang perlu
diperhatikan jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu,
kelas yang satunya lagi tidak ada kegiatan sehingga ribut. Agar kepindahan guru
dari ruang ke ruang seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang.
Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung. Selama berlangsungnya
pembelajaran jangan lupa menerapkan prinsip wittiness,
alertness, dan overlappingness.
3. Pada
kegiatan penutup ± 10 menit terakhir guru berdiri di pintu penghubung
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review
umum mengenai materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan
penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas
untuk masing-maasing kelas. Kemukakan hal-hal yang paling perlu dipersiapkan
untuk jam pelajaran berikutnya.
4. Sebagai
catatan, untuk model PKR 222 ini, sedapat mungkin denah ruangan diatur agar
pandangan siswa mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung. Sebagai contoh
dapat menggunakan denah berikut
Pengelolaan PKR 222 memang sedikit lebih rumit daripada PKR
221.Dapat dipahami dengan berkumpul padasatu ruangan, seperti dalam PKR 221
perhatian guru tanpa penghalang.Model PKR 221 sangat cocok untuk dua materi
yang saling berkaitan, sedangkan model PKR 222 sangat cocok untuk materi yang
tidak saling berkaitan dan memerlukan perhatian khusus dari masing-masing
kelas.
2.2.3
Model PKR 333
Model PKR 333: PKR
Modifikasi
Dalam PKR 333, guru
menghadapi 3 kelas, dalam hal in kelas 4, 5, dan 6, untuk mengajar 3 mata
pelajaran yang berbeda. Di kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik Penduduk, di
kelas 5 IPA dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkungan, dan di kelas 6
Matematika dengan topik Pecahan. Ketiga
topik satu sama lain tidak ada kaitannya secara langsung. Proses pembelajaran
berlangsung dalam tiga ruangan berjejer yang satu sama lain terhubungkan dengan
pintu penghubung. Model PKR 333 sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR
modifikasi karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengann utuh secara
tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat
berlangsung secara terus menerus, karena masing-masing kelas harus menunggu
hadirnya guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya lebih lama lagi karena guru
harus berpindah-pindah di antara 3 ruangan.Model ini tidak dianjurkan untuk
sering digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila
memang secara fisik tidak dimungkinkan penerapan model PKR 222.
Petunjuk dalam
melaksanakan model PKR 333, sebagai berikut:
1.
Pada kegiatan pendahuluan ± 10 menit
pertama kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di salah satu ruangan yang tempat
duduknya mencukupi. Berikan pengantar da pengarahan seperti dalam model model
PKR 222. Apabila tidak mungkin menyatukan siswa dalam satu ruangan kumpulkan
siswa kelas 4, 5, dan 6 di halaman
berbaris per kelas, seperti dalam upacara bendera. Berikan pengantar dan
pengarahan serta prosedur kegiatan pembelajaran yang akan dijalani pada
pertemuan itu.
2.
Pada kegiatan inti ± 60 menit terapkan
aneka model belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia.
Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
atau Lembar Tugas Siswa (LTS) sangat dianjurkan agar kegiatan belajar
siswa lebih bersifat mandiri. Artinya, kegiatan belajar siswa tidak banyak
tergantung pada hadirnya guru di muka kelas. Perlu dicatat bahwa dalam
melaksanakan model PKR 333 ini guru harus berpindaah-pindah secara teratur
antar 2 ruangan. Tidak dapat dihindari akan terdapat waktu tunggu pada setiap
kelas. Hal itu dapat diperkecil dengan meningkatkan kadar kemandirian belajar
siswa. Proses saling bimbing antar siswa atau tutor sebaya perlu digalakkan.
Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung untuk membantu kegiatan
belajar dalam 3 ruangan yang berhubungan. Dalam model ini pun prinsip-prinsip wittiness, alertness, dan overlappingness sejauh mungkin
diterapkan.
3.
Pada kegiatan penutup ± 10 menit terakhir
ialah review untuk dua kelas dengan
guru menempatkan diri di pintu penghubung ruang satu dan dua atau ruang 2 dan 3. Berikan penguatan dan
tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu, guru berpindah ke ruangan yang
tersisa. Lakukan kegiatan penutupan seperti di dua ruang sebelumnya.
4.
Sebagai catatan, memang model PKR 333 ini
termasuk yang lebih rumit dalam pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki
mobilitas (daya gerak) pedagogis yang tinggi. Keunggulan model ini terletak
pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar
kelas lainnya. Adanya aneka sumber belajar akan sangat membantu berjalannya
model ini.
Denah tempat duduk dalam
tiga ruangan dapat diatur sebagai
berikut:
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Model-Model PKR
Dari pemaparan diatas dapat dipahami
keunggulan dan kelemahan masing-masing pengelolaan kelas PKR :
Model
|
Kelebihan
|
Kelemahan
|
PKR 221
|
1. Guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas
yang berbeda, dengan fokus dua mata pelajaran baik yang sama atau berbeda
dalam 1 ruangan.
2. Kegiatan pendahuluan dan penutup masing-masing dapat
dilakukan secara bersama-sama dalam ruangan yang akan digunakan untuk
pembelajaran.
3. Tidak membuang waktu terlalu banyak dalam pembelajaran,
sebab 2 kelas melakukan pembelajran dalam satu ruangan secara bersama-sama.
4. Guru mudah dalam melakukan pemantauan terhadap siswa
selam pembelajaran berlangsung.
5. Menghemat tenaga guru karena tidak perlu
berpindah-pindah ruangan.
6. Membina persahabatan antar kelas.
7. Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar
tetap tercipta iklim kelas yang menyenangkan.
8. Model ini bisa efektif bila jumlah siswa yang terdiri
dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk
masing-masing tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas.
|
1.
Siswa
tidak dapat fokus dengan apa yang sedang dipelajari atau dikerjakan karena
terganggu oleh aktivitas kelas lain.
2.
Tidak
semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan yang
sama.
3.
Bertambahnya
pekerjaan administrasi, pekerjaan akademik, pelayanan dan tanggungjawab guru
terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap.
4.
Jika
siswa dalam 1 kelas jumlahnya lebih dari 25 siswa maka kelas PKR harus dibagi
menjadi 2 kelas.
|
PKR 222
|
1.
Masing-masing
kelas lebih fokus dengan pelajaran yang sedang dihadapinya atau aktivitas
yang sedang dilakukan karena terbebas dari aktivitas kelas lain.
2.
Terciptanya
kemandirian belajar siswa.
3.
Guru
lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai
aktivitas saat guru harus berpindah ke ruangan yang lain.
4.
Guru
mudah dalam melakukan kegiatan penutup karena dapat dilakukan secara
bersama-sama untuk kedua kelas apabila antar kedua ruangan terdapat pintu
penghubung.
|
1.
Guru
harus mengelola da kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
2.
Jika
tidak ada ruangan yang cukup untuk memberikan pengantar dan pengarahan umum
(kegiatan pendahuluan) untuk dua kelas secara bersamaan, maka harus mencari
ruangan atau tempat lain.
3.
Perhatian
tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat
berlangsung terus menerus.
4.
Terlalu
banyak memakan waktu karena guru harus berpindah-pindah ruangan.
5.
Siswa
menjadi anak tiri jika guru tidakdapat membagi waktu dengan baik antar kelas
yang satu dengan yang lainnya.
6.
Jika
tidak terdapat pintu penghubung antar kedua kelas, guru haru melakukan
kegiatan penutup secara terpisah.
7.
Pekerjaan
guru dalam administratif, akademik, pelayanan dan tanggungjawab terhdaap
siswa karena guru mengjar kelas rangkap.
|
PKR 333
|
1.
Masing-masing
kelas lebih fokus dengan pelajaran yang sedang dihadapinya atau aktivitas
yang sedang dilakukan karena terbebas dari aktivitas kelas lain.
2.
Siswa
lebih mandiri dalam pembelajaran.
3.
Guru
lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai
aktivitas saat guru harus berpindah ke ruangan yang lain.
|
1.
Untuk
mengelola PKR model ini diperlukan tim guru paling tidak 2 orang guru.
2.
Jika
tidak ada ruangan yang cuku untuk memberikan pengantar dan pengarahan umum
(kegiatan pendahuluan) untuk 3 kelas secara bersamaan, maka harus mencari
ruangan atau tempat lain.
3.
Perhatian
tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat
berlangsung terus menerus.
4.
Terlalu
banyak memakan waktu dibandingkan model PKR 222 karena guru harus
berpindah-pindah tiga ruangan.
5.
Siswa
merasa menjadi anak tiri jika guru tidak dapat membagi waktu dengan baik
antar kelas yang satu dengan lainnya.
6.
Kegiatan
penutup harus dilakukan dua kali (dua kelas dan satu kelas) apabila terdpaat
pinu penghubung antar ruangan, namun harus dilakukan tiga kali secara
terpisah apabila tidak ada pintu penghubung antar ruangan.
7.
Keterbatasan
berbagai sumber belajar untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran terutama
yang berupa buku-buku teks, ahan belajar yang lainnya dan alat bantu
mengajar.
8.
Bertambahnya
pekrjaan administratif, pekerjaan akademik, pelayanan dan tanggungjawab guru
terhadap siswa karena guru mengajar 3 kelas.
|
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Prinsip dari PKR sebagian
besar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa., Kualitas pembelajaran guru sangat memadai, Sebagian terbesar atau seluruh siswa
terlibat secara aktifdalam kegiatan belajar.
Model PKR 221 merupakan Model PKR Murni
karena proses keserempakan teroenuhi tanpa batasan fisik.Model PKR 222
merupakan model PKR Modifikasi, untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang,
yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan.Model PKR 333 sama dengan model
PKR 222, merupakan model PKR modifikasi karena prinsip keserempakan tidak
terkendalikan dengann utuh secara tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol
guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung secara terus menerus, karena
masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik.
Masing-masing
model-model PKR tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Maka guru harus bisa
dan mantap dalam menerapkan model PKR mana yang cocok untuk diterapkan saat
pembelajaran.
DAFTAR
RUJUKAN
Djalil,Aria.,dkk.2008.Pembelajaran
Kelas Rangkap.Jakarta: Universitas Terbuka.
Analisis Kelebihan dan Kekurangan Model PKR 221,222, dan
333, (Online) ,
(http://www.academia.edu/9699808/ANALISIS_KELEBIHAN_DAN_KEKURANGAN_MODEL_PKR_221_222_DAN_333),
diakses 2 September 2017.